Mandalika Usai, Jejaknya Tak Hilang: Antara Helm Amal, Bandara Padat, dan Truk ke Australia
NASIONAL
Editor : Indra
10/8/20251 min read


Setelah deru mesin berhenti, MotoGP Mandalika 2025 meninggalkan cerita di luar lintasan. Dari lonjakan penumpang di Bandara Lombok hingga helm pembalap yang laku di lelang amal — sirkuit ini tetap berdetak bahkan setelah bendera finis diturunkan.
Sirkuit Mandalika kembali menjadi pusat dunia — bukan hanya karena adu cepat para pembalap, tapi karena denyut kehidupan yang ditinggalkannya. Gelaran MotoGP Mandalika 2025 sukses digelar dan menyisakan banyak cerita di balik layar:
Bandara Lombok mencatat lonjakan penumpang, ribuan wisatawan berbondong pulang, meninggalkan jejak ekonomi yang menggembirakan bagi daerah.
Tak berhenti di situ, beberapa helm pembalap top dunia dilelang untuk kegiatan amal, mencuri perhatian publik dan penggemar. Nilai lelang yang mencapai ratusan juta rupiah menjadi bukti bahwa balapan ini tak hanya soal kecepatan, tapi juga solidaritas.
Dan di sisi lain, arus logistik pasca-acara mulai bergerak — ratusan peti perlengkapan tim balap dikirim menuju Australia, lokasi seri berikutnya.
Setelah lampu padam, Mandalika pun kembali tenang. Tapi denyut ekonominya masih terasa: hotel, bandara, hingga pelaku UMKM belum sepenuhnya berhenti menghitung.
MotoGP Mandalika 2025 bukan sekadar event olahraga. tapi etalase ekonomi dan reputasi Indonesia di mata dunia. Dari pengelolaan logistik hingga dampak sosial, Mandalika terus membuktikan diri sebagai panggung global yang tak kalah dengan Sepang atau Phillip Island. Tantangannya kini satu: menjaga agar gaungnya tak berhenti di garis finis.